Sederhananya Cara Menjadi Bos
Siapa yang tidak ingin menjadi bos?
Bahkan bocah kecil saja ketika ditanya apa cita-citanya, rata-rata menjawab mau jadi bos.
Menjadi seseorang di tempat tertinggi adalah impian dan cita-cita. Banyak orang berusaha meraih tempat itu dengan berbagai cara. Yang di kantor menunjukkan dedikasinya agar mendapat promosi. Yang di rumah mencoba menjadi wirausahawan yang berarti dialah bosnya.
Menjadi bos sebenarnya gampang-gampang susah, atau susah-susah gampang. Untuk yang berkarir di perusahaan, tinggal menunjukkan prestasinya. Yang wirausaha di rumah, tinggal menunjuk rekan kerja atau teman untuk menjadi stafnya. Lalu belajar dari banyak pengalaman para senior serta membaca teori dari buku-buku tentang langkah menjadi bos yang berhasil.
Namun sesungguhnya yang dibutuhkan oleh seseorang yang ingin menjadi bos adalah niat dan semangat yang dimulai dari: menjadi bos bagi diri sendiri.
Menjadi bos bagi diri sendiri yang saya maksud di sini bukanlah bos untuk usaha yang kita geluti sendiri, tetapi bagaimana kita bisa mengendalikan diri untuk kemajuan kita.
Pertama, bagaimana kita menghargai waktu.
Sering kita menunda sesuatu untuk hal-hal yang bahkan tidak penting.
Jam 5 kita berjanji akan menghubungi seseorang, tetapi di saat yang sama tanpa sengaja kita melihat ada kuis yang menarik di televisi. Mata kita panteng terus di depan tivi sehingga tak terasa 10 menit waktu terlewat. Nampaknya memang hal kecil.
Namun, tahukah bahwa dari hal kecil terkadang lahir kejadian luar biasa? Bisa jadi seseorang yang seharusnya kita hubungi di jam 5 itu membatalkan niatnya memesan produk ke kita karena di menit kesepuluh orang lain telah menawarkan produk yang sama dengan harga yang lebih bersaing? Atau banyak kemungkinan lain.
Kedua, bagaimana menyemangati diri.
Semangat adalah kata kunci bagi semua pintu usaha. Jadi pandai-pandailah kita menjadi penyemangat untuk diri sendiri. Ketika kita merasa gundah karena cuaca yang tak bersahabat, kita harus berpikir bahwa cuaca hanyalah hal kecil yang tak boleh menjadi pengganggu mood.
Di Jepang, bahkan orang-orang berjalan di tengah hujan menuju tempat kerja. Mereka selalu menyiapkan mantel jas hujan dan payung, mengapa tidak kita lakukan? Selalu siapkan mantel dan payung, pun bila cuaca nampak cerah. Kita tak pernah tahu jika tiba-tiba hujan turun, bukan? Bawa termos kecil berisi teh atau kopi panas serta peren atau cokelat untuk menghibur diri di tengah kemacetan akibat hujan atau saat menunggu bus di halte.
Ketiga, bagaimana membangun hubungan yang baik.
Jangan abaikan teman lama. Seringkali darinyalah kita mendapat informasi atau peluang. Juga jangan anggap remeh kawan baru yang nampaknya biasa saja. Mengenal orang lain sebanyak-banyaklah adalah ‘harta karun’. Selain bisa mempelajari karakter orang lain, kita juga belajar menghadapi berbagai watak orang lain.
Seorang bos harus banyak tahu karakter orang, nah kita mulai saja dari sini ketika kita mempelajari karakter teman dan kenalan kita. Hubungan yang baik akan mendatangkan peluang yang baik. Bukankah sering kita dengar silaturahmi membuka pintu rejeki?
Keempat, bagaimana selalu tersenyum.
Ini terkait dengan point satu sampai tiga di atas. Dari semua yang kita hadapi bagaimana kita tetap bisa tenang dan tersenyum. Menagement emosi harus ditata sebaik mungkin. Kita belajar menjadi arif, bijak, dan pandai menjaga wibawa. Kelak ini akan membawa kita kepada ‘bagaimana kita menjual diri sendiri’. Akan timbul kepercayaan diri ketika kita telah melewati fase-fase di atas.
Kepercayaan diri inilah yang bisa membawa kita ke medan pertempuran dalam usaha menjadi bos yang sebenarnya kelak.
Originally posted 2020-10-15 12:31:43.